Sunday, February 3, 2013

SID

Sejarah Superman Is Dead

Superman Is Dead yang biasanya dipanggil SID terbentuk pada tahun 1995. Awal mula terbentuknya SID (Superman Is Dead) dimotori oleh anggota band heavy metal thunder bernama Ari Astina sering dipanggil Jerinx yang ingin membentuk band baru. Dan drummer band new wave punk diamond clash Budi Sartika yg biasa dipanggil Bobby Kool yang ingin menjadi gitaris dan vokalis.
Jerinx dan Bobby bertemu di Kuta Bali. Kedua orang itu kemudian sepakat untuk membentuk sebuah band. Pada saat itu bass masih diisi oleh additional bassist bernama Ajuzt. Band mereka pada awalnya membawakan lagu-lagu dari Green Day.
Hari berganti hari datanglah personil baru yang bernama Eka Arsana panggilannya Eka Rock. Eka menjadi resmi sebagai personil SID. Dulu nama bandnya bukan Superman Is Dead tetapi Superman Is Silver Gun. Kemudian karena nama Superman Is Silver Gun kurang cocok bergantilah menjadi Superman Is Dead atau SID. Superman Is Dead mempunyai arti yaitu bahwa manusia yang sempurna hanyalah illusi belaka dan imajinasi manusia yang tidak akan pernah ada.

Kuta Rock City

Kuta Rock City dirilis secara resmi pada Maret 2003 dibawah label Sony Music Indonesia. Dengan single-single andalannya yaitu Punk Hari Ini dan Kuta Rock City yang kental dengan pengaruh Green Day dan NOFX langsung membuat nama SID disejajarkan dengan band-band rock. Album perdana SID ini langsung melambungkan nama SID sebagai band pendatang baru terbaik.
Kuta Rock City adalah sebuah album musik utama karya Superman Is Dead. Dirilis pada tahun 2003.

Daftar lagu

  1. Punk Hari Ini
  2. Kuta Rock City
  3. Graveyard Blues Vodkabilly
  4. Burn For You
  5. This Is Un-Love
  6. Runaway Stripper
  7. Here I Am
  8. Money Money Money
  9. Cerita Semalam
  10. All Angels Cry
  11. Ephedrine King
  12. F***ing Hero
  13. The Broken Song
  14. My Girlfriend Is Pregnant
  15. Musuh Sahabat
  16. Superman Is Dead

The Hangover Decade

Album yang dirilis tahun 2004 ini merupakan penanda 10 tahun SID berdiri. Di album keduanya SID masih mengambil jalur Punk seperti pada album Kuta Rock City, Di Album ini SID kembali memasukkan beberapa lagu lamanya seperti Long Way to The Bar, TV Brain, dan Bad bad bad.
Setelah sekitar setahun sejak album Kuta Rock City dirilis, akhirnya Superman Is Dead yang sampai tahun ke-9 kekal beranggotakan Bobby Cool (vokal, gitar), Eka Rock (bass, vokal latar), Jrx (drum); menggebrak kembali dengan THE HANGOVER DECADE. Album yang merupakan album ke-2 bersama Sony Music Entertainment Indonesia (dan merupakan album ke-5 secara keseluruhan) kali ini terkesan lebih gelap, semakin matang, serta-secara musikal-kian eksploratif. Impresi tersebut paling frontal tergambar dari pemilihan desain album yang relatif kelam & bergulat hanya dengan 3 warna yaitu magenta, hitam & putih. Sementara figur para personel sepertinya sengaja disamarkan, efektif mencuatkan aura misterius.
Belum lagi tema lagu yang notabene sebelumnya didominasi cerita soal keseharian, soal pesta, soal bir, soal bir, & soal bir, maka kali ini isu yang diangkat duhai beragam. Serbaneka mulai dari isu serius psiko-sosial (Great Dream of Society, Future Disgrace), konsep Bhineka Tunggal Ika (Rock ‘N Roll Band), huru-hara asmara (Falling Down, Disposable Lies), hingga metode ringan-lucu-segar supaya badan & pikiran bugar (Hanya Hari Ini (The Hangover Decade)). Sudah begitu, jelajah berkesenian tidak melulu macet stagnan di jazirah Punk, namun terselip juga tipis-tipis warna Punk Rockabilly (Muka Tebal-sebagai 1st single); TexMex alias campur sari Texas vs Mexico (Kings, Queens, & Poison); CalJam atau fusi antara California-Jamaica (Moral Dilemma); sampai LagLamJack a.k.a. Lagu Lama neh Jack (Bad Bad Bad, Beyond This Honesty, Tv Brain, dan Long Way to the Bar).Iya, 4 lagu yang disebut terakhir sejatinya dirampas dari cakram lawas SID Bad Bad Bad-dengan sedikit polesan baru di sana-sini. Semuanya memang diagendakan untuk disertakan kembali demi mengakomodasi permintaan yang ruah melimpah dari daerah-daerah luar Jawa & Bali.
Faktor signifikan lain yang vital dicatat di sini adalah varian partisipan yang atraktif sekaligus sinergis. Ada Joni Agung, sosok dreadlock yang sering ‘dituduh’ sebagai Bob Marley-nya Bali. …Coba, bagaimana kalian tidak spontan merasa berambut gimbal, menegakkan bendera Jamaika, dan menjadi Rastafari adalah ultra cool saat mendengarkan Joni Agung biar-letoy-asal-asoy bersenandung di ‘Moral Dilemma’ Peace, mon!
Desah persuasif Melanie Subono, cewek bersuara renyah yang lumayan sukses memasarkan album solo yang agresif bernafaskan Pop Punk beberapa waktu silam di ‘Falling Down’, niscaya bakal manjur-utamanya bagi para gadis remaja-jadi pemicu agar segera ayo segera mencampakkan itu cowok yang selama ini merasa dirinya kegantengan, mana kerjaannya nenggak minuman keras terus, dus sisi romantisnya telah punah terkikis habis.
Kemudian Leo Sinatra gitaris sakti-mandraguna-lihai-lancar-jaya band Punk Rockabilly dari Bali, Suicidal Sinatra, urun rembug saling silang dengan One Dee oknum Noin Bullet, veteran Ska asal Bandung, yang merajam sensual dengan permainan trumpetnya. Satu sama lain berinteraksi mutual bin fenomenal. Total garansi kamu akan instan menyukai film kartun koboi Speedy Gonzales atau tiba-tiba betah nonton telenovela bikinan Mexico bareng Bu Likmu gara-gara kepincut resep TexMex doi pada di Kings, Queens, & Poison
Nah, terakhir, kenapa albumnya diberi tajuk THE HANGOVER DECADE? Gampang, ketika album ini mulai deras merajalela di seantero Nusantara maka saat itu pula usia SID telah menggapai satu dekade; sudah tiba di tahun ke-10; hangover (dalam konteks ini dimaknai sebagai: berkiprah) selama satu dasawarsa. Dipahami?.

Daftar lagu

  1. Hanya Hari Ini
  2. Rock & Roll Band
  3. Muka Tebal
  4. King, Queen & Poison
  5. Falling Down
  6. Long Way To The Bar
  7. Great Dream Of Society
  8. Bad Bad Bad
  9. TV Brain
  10. Beyond The Honesty
  11. Broken Guidance
  12. Disposable Lies
  13. Future Disgrace

Black Market Love

Album ketiga ini terkesan lebih dewasa[rujukan?], dengan lirik yang bercerita tentang kemarahan alam, keserakahan manusia, keadaan sosial dan politik. Dengan memasukkan unsur-unsur alat musik seperti akordion, trompet dan keyboards, seperti pada lagu Bukan Pahlawan dan Menginjak Neraka. Album ini dirilis tahun 2006.
Black Market Love adalah album ke-3 paguyuban langgam cadas beranggotakan Bobby Cool, Eka Rock, & Jrx, bersama Sony BMG dan merupakan album ke-6 secara keseluruhan.
Ini adalah kontinuitas ekspresi bingar SID akan cinta dan cita-cita pada musik, kemerdekaan berpendapat, serta harapan untuk terus rukun damai sentosa di buana Bhineka Tunggal Ika.
Here they are again, friend. Alive, beer-soaked, and kicking!
“Black Market Love” yang direkam di Electro Hell studio pada fajar 2006 dipilih sebagai judul pertama karena, well, it sounds great and dangerous! Yang jika diterjemahkan ke Bahasa Indonesia bisa diartikan sebagai “Cinta Pasar Gelap” a.k.a. “Cinta Rahasia”. Indeed, “Black Market Love” adalah deklarasi SID pada dunia tentang kecintaan mereka pada hal-hal yang selama ini divonis “salah” oleh perspektif mayoritas.
Kedua karena SID akan tanpa bosan melawan ketakpedulian, fasisme, diskriminasi, budaya kekerasan, dan pembodohan. Lawan dengan letup cinta yang tegar menyala.
Hal lain yang patut dicatat dari album bersampul tengkorak berkumis ini adalah deras bertambahnya lirik berbahasa Indonesia . Tentu SID punya alasan kuat untuk itu. Simak komentar Jrx, “Setelah hampir 11 tahun terlalu banyak memakai lirik berbahasa Inggris, pendengar sering kurang menangkap apa yang coba kita suarakan. Hasilnya seringkali publik hanya menilai kita secara tampak luar dan fashion saja. Salah besar sebab sejak awal kita ingin menempatkan musik sebagai media pemberi motivasi untuk anak-anak muda yang sering bingung dan mempertanyakan nilai-nilai yang ada di masyarakat dan kehidupan…”
Selebihnya, bak melanjutkan petualangan dari album sebelumya, “The Hangover Decade”, SID makin lebar menjelajah dengan mulai memasukkan instrumen-instrumen eksotik macam akordion, grand piano, organ dan biola. Njlimet? Wah, malah tidak. Album ini sebaliknya tetap relatif mudah dicerna kuping, Bersahaja dus gemah ripah dengan tembang-tembang sing-a-long. Perhatikan singel pertamanya, “Bukan Pahlawan”. Simple, bertempo sedang, gampang dinyanyikan riang bersama para sahabat di bar-bar murah atau tempat-tempat hiburan kelas bawah. Kesederhanaan aransemen dan koor dadakan bisa gampang tercipta pada country rock-fueled “Goodbye Whiskey” serta “Kita vs Mereka”–yang terinspirasi oleh kesewenangan yang menimpa Inul. Dan beautifully stripped-down dengan balada 3 kunci, “Lady Rose”.
Sementara bianglala tema tetap kaya warna. “Marah Bumi” & “Year of the Danger” menyoroti ulah manusia yang tidak ramah lingkungan & miskin sisi humanisme. “Citra O.D.” & “Psycho (Fake)” menyayangkan eksploitasi media terhadap privasi paling pribadi serta trend manipulasi citra. “Tomorrow” memimpikan dunia tanpa perang, adil makmur ijo royo-royo.
Pun varian partisipan makin lintas sektoral sekaligus “berbahaya”. Dari lingkup domestik muncul Jerinx dan Eka Rock mengambilalih posisi biduan lalu maskulin bersenandung masing-masing di “Lady Rose” dan “Anger Inc.”. Dari lingkup regional, Leo Sinatra (of nu skool Rockabilly act, Suicidal Sinatra) gitaris muda sakti-mandraguna-lihai-lancar-jaya-banyak-tattoo-banyak-bahagia bersedekah mengamalkan sedikit kebajikannya di “Goodbye Whiskey”; Dankie (of grunge’s last gentlemen, Navicula) elok menggesek slide guitar ditimpali vokal latar sejuk misterius oleh Sari (of Goth-Punk outfit, Nymphea) di “Lady Rose”; Prima (from local politico-rapcore collective, Geekssmile), gerah berteriak di “Citra O.D.”; Philipus indah berkiprah lewat organ di “Bukan Pahlawan”, grand piano di “Bangkit & Percaya”, & akordion di “Menginjak Neraka”; Mr. Fahmi (of Chicano-Punk mafia, Devildice) & One Dee (of Ska veterans, Noin Bullet) seronok mengisi departemen tiup di “Menginjak Neraka”. Sounds dangerous enough, eh?
Untuk kaum yang tersisih dan terlupakan. Untuk mereka yang tersudut dan terdiam. Lawan dunia yang marak dengan benci & dengki dengan pijar cinta yang besar!.

Daftar lagu

  1. Year Of The Danger
  2. Black Market Love
  3. Bukan Pahlawan
  4. Psycho (Fake)
  5. Menginjak Neraka
  6. Anger Inc.
  7. Citra O.D
  8. Marah Bumi
  9. Tomorrow
  10. Strong Enough
  11. Goodbye Whiskey
  12. Lady Rose
  13. Bangkit Percaya
  14. Kita Vs. Mereka

Angels & the Outsiders

Album keempat yang dirilis tahun 2009 pada mayor label ini mengesankan bahwa semakin dewasanya SID. Masih seperti album sebelumnya, SID tetap mengandalkan lirik sosial dan perlawanan terhadap penindasaan. Album kali ini SID masih memainkan musik punkrock dengan sentuhan rock n’ roll. Album SID ini menuai keberhasilan. Salah satunya adalah SID berhasil diundang ke Warped Tour Festival di Amerika Serikat dan melaksanakan tour di beberapa kota di USA. Ini merupakan keberhasilan SID karena merupakan satu-satunya band Indonesia dan band kedua di Asia yang dipanggil ke Warped Tour walaupun album mereka tidak dirilis di USA.
Angels & the Outsiders adalah sebuah album musik utama karya Superman Is Dead. Dirilis pada tahun 2009. Lagu utamanya di album ini ialah Kuat Kita Bersinar. Di album ini SID berkolaborasi dengan Shaggy Dog di lagu Jika Kami Bersama.

Daftar lagu

  1. Kuat Kita Bersinar
  2. Jika Kami Bersama
  3. We Are the Outsiders
  4. Poppies Dog Anthem
  5. Saint of My Life
  6. Nights of the Lonely
  7. Menuju Temaram
  8. Punkrock Lowrider
  9. Luka Indonesia
  10. Close to Fly Away
  11. The Days of a Father
  12. Pulang
  13. Memories of Rose
  14. U.T.W.
  15. Twice in Paradise

No comments:

Post a Comment